KISAH NYATA SAAT AKU MASIH DUDUK DIBANGKU SEKOLAH SMA
KISAH NYATA SAAT AKU MASIH DUDUK DIBANGKU SEKOLAH SMA
Diawal aku masih duduk disekolah SMA,ini yang ingin ku ceritakan kisah nakal yang aku alami.dimana saat aku masih tinggal dibogor.didepan rumahku tinggallah seorang wanita.biasanya dipanggil dengan sebutan lisa.dan aku memanggil dengan sebutan mbak,karena dia lebih tua dari ku.setau ku umur nya mba Lisa sekitar 25 tahun.dan dia bekerja disebuah hotel menjadi recepsionis.mba Lisa terlihat cantik tidak terlihat dengan wajah seumuran dia.dan buah dada nya yang aku lihat membuat aku tidak ingin berpaling melihat nya.
Kali ini aku tidak bisa berbohong, ingin sekali kuremas-remas toketnya yang montok itu. Bahkan jika Mbak Lisa memintaku untuk menghisap payudaranya akan kulakukan. Satu hal lagi yang membuatku betah melihatnya adalah bibirnya yang merah. Ingin sekali aku mencium bibir yang merekah itu. Tentu akan sangat nikmat saat membayangkan keindahan tubuhnya.
Setiap pagi saat menyapu teras rumahnya, Mba Lisa selalu menggunakan kaos tanpa lengan dan hanya mengenakan celana pendek. Jika ia sedang menunduk, sering kali aku melihat bayangan celana dalamnya berbentuk segi tiga. Saat itu penisku langsung berdiri dibuatnya. Apalagi jika saat menunduk tidak terlihat bayangan celana dalamnya, aku selalu berpikir, wah pasti ia tidak memakai celana dalam. Kemudian aku membayangkan bagaimana ya tubuh Mba Lisa jika sedang bugil, rambut vaginanya lebat apa tidak ya. Itulah yang selalu muncul dalam pikiranku setiap pagi, dan selalu penisku berdiri dibuatnya. Bahkan aku berjanji dalam hati jika keinginanku terkabul, aku akan menciumi seluruh bagian tubuh Mba Lisa. Terutama bagian pantat, buah dada dan vaginanya, akan kujilati sampai puas.
Malam itu, aku pergi ke rumah temanku, latihan musik untuk pementasan di sekolah. Kebetulan orang tua dan saudaraku pergi ke luar kota. Jadi aku sendirian di rumah. Kunci kubawa dan kumasukkan saku jaket. Karena latihan sampai malam aku keletihan dan tertidur, sehingga terlupa saat jaketku dipakai Riski, temanku yang main drum. Aku baru menyadari saat sudah sampai di teras rumah.
"Waduh kunci terbawa Riski," ucapku dalam hati. Padahal rumah Riski cukup jauh juga. Apalagi sudah larut malam, sehingga untuk kembali dan numpang tidur di rumah teman satu lagi tentu tidak sopan. Terpaksa aku tidur di teras rumah, ya itung-itung sambil jaga malam.
"Lho masih di luar Al.."
Aku tertegun mendengar sapaan itu, ternyata Mba Lisa baru pulang.
"Eh iya.. Mba Lisa juga baru pulang," ucapku membalas sapaannya.
"Iya, tadi setelah pulang kerja, aku mampir ke rumah teman yang ulang tahun," jawabnya.
"Kok kamu tidur di luar Al."
"Anu.. kuncinya terbawa teman, jadi ya nggak bisa masuk," jawabku.
Sebetulnya aku berharap agar Mba Lisa memberiku tumpangan tidur di rumahnya. Selanjutnya Mba Lisa membuka pintu rumah, tapi kelihatannya ia mengalami kesulitaan. Sebab setelah dipaksa-paksa pintunya tetap tidak mau terbuka. Melihat hal itu aku segera menghampiri dan menawarkan bantuan.
Kenapa Mbak, pintunya macet.."
"Iya, memang sejak kemarin pintunya agak rusak, aku lupa memanggil tukang untuk memperbaikinya." jawab Mba Lisa.
"Kamu bisa membukanya, Al." lanjutnya.
"Coba Mbak, saya bantu." jawabku, sambil mengambil obeng dan tang dari motorku.
akhirnya pintu terbuka. Aku pun lega.
"Wah pinter juga kamu Al.
"Ah, nggak kok Mbak..
"Terima kasih ya Al," ucap Mba Lisa sambil masuk rumah.
Aku agak kecewa, ternyata ia tidak menawariku tidur di rumahnya. Aku kembali tiduran di kursi terasku. Namun beberapa saat kemudian. Mba Lisa keluar dan menghampiriku.
"Tidur di luar tidak dingin. Kalau mau, tidur di rumahku saja Al,"
"Ah, nggak usah Mbak, biar aku tidur di sini saja, sudah biasa kok, "jawabku basa-basi.
"Nanti sakit lho. Ayo masuk saja, nggak apa-apa kok.. ayo."
Akhirnya aku masuk juga, sebab itulah yang kuinginkan.
Mbak, saya tidur di kursi saja."
Aku langsung merebahkan tubuhku di sofa yang terdapat di ruang tamu.
"Ini bantal dan selimutnya Al."
Aku tersentak kaget melihat Mba Lisa datang menghampiriku yang hampir terlelap. Apalagi saat tidur aku membuka pakaianku dan hanya memakai celena pendek.
"Oh, maaf Mbak, aku terbiasa tidur nggak pakai baju," ujarku.
"Oh nggak pa-pa Al, telanjang juga nggak pa-pa."
"Benar Mbak, aku telanjang nggak pa-pa," ujarku menggoda.
"Nggak pa-pa, ini selimutnya, kalau kurang hangat ada di kamarku," kata Mba Lisa sambil masuk kamar.
Aku teringat ucapannya kalau selimut yang lebih hangat ada di kamarnya. Langsung aku menghampiri kamar Mba Lisa. Ternyata pintunya tidak ditutup dan sedikit terbuka. Lampunya juga masih menyala, Aku memberanikan diri masuk kamarnya."Kurang hangat selimutnya Al," kata Mba Lisa."Iya Mbak, mana selimut yang hangat," jawabku memberanikan diri.
"Ini di sini," katanya sambil menunjuk tempat tidurnya.
Aku berlagak bingung dan heran. Namun aku mengerti jika ia ingin aku tidur bersamanya. Mungkin juga ia ingin aku.., Pikiranku melayang kemana-mana. Hal itu membuat penisku mulai berdiri. Terlebih saat melihat tubuh Mbak Ninik yang tertutup kain tipis itu.
"Sudah jangan bengong, ayo sini naik.
"Eit, katanya tadi mau telanjang, kok masih pakai celana pendek, buka dong kan asyik," kata Mba Lisa saat aku hendak naik ranjangnya.
Kali ini aku benar-benar kaget, tidak mengira ia langsung memintaku telanjang. Tapi kuturuti kemauannya dan membuka celana pendek berikut cekana dalamku. Saat itu penisku sudah berdiri.
"Ouww, punyamu sudah berdiri Al, kedinginan ya, ingin yang hangat," katanya.
"Mbak nggak adil dong kalau hanya aku yang bugil, Mbak juga dong," kataku.
"OK Al, kamu mau membukakan pakaianku."
Kembali aku kaget dibuatnya, aku benar-benar tidak mengira ia mengatakan hal itu. Ia berdiri di hadapanku yang sudah bugil dengan penis berdiri. Aku memang baru kali ini tidur bersama wanita, sehingga saat membayangkan tubuhnya penisku sudah berdiri.
Aku segera membuka pakaian tidurnya yang tipis. Saat itulah aku benar-benar menyaksikan pemandangan indah yang belum pernah kualami. Jika melihat wanita bugil di film sih sudah sering, tapi melihat langsung baru kali ini.
Setelah Mba Lisa benar-benar bugil, tanganku segera melakukan pekerjaannya. Aku langsung meremas-remas buah dadanya yang putih dan mulus. Tidak cuma itu, aku juga mengulumnya. Puting susunya kuhisap dalam-dalam.rupanya keasyikan dengan hisapanku. Semua itu masih dilakukan dengan posisi berdiri.
"Oh, Al nikmat sekali rasanya.."
Aku terus menghisap puting susunya dengan ganas. Tanganku juga mulai meraba seluruh tubuh Mbak Ninik. Saat turun ke bawah, tanganku langsung meremas-remas pantatnya. Pantat yang padat dan sintal itu begitu asyik diremas-remas. Setelah puas menghisap buah dada, mulutku ingin juga mencium bibir Mba Lisa yang merah.
"Al, kamu ahli juga melakukannya, sudah sering ya," katanya.
"Ah ini baru pertama kali Mba, aku melakukan seperti yang kulihat di film blue," jawabku.
Aku terus menciumi tiap bagian tubunnya. Aku menunduk hingga kepalaku menemukan segumpal rambut hitam. Rambut hitam itu menutupi lubang vagina. Bulu vaginanya tidak terlalu tebal, mungkin sering dicukur. Aku mencium dan menjilatinya. Tanganku juga masih meremas-remas pantat Mba Lisa. Sehingga dengan posisi itu aku memeluk seluruh bagian bawah tubuh.
"Naik ranjang yuk," ucapnya.
Aku langsung menggendongnya dan merebahkan di ranjang.tidur dengan terlentang dan paha terbuka. Tubuhnya memang indah dengan buah dada yang menantang dan bulu vaginanya yang hitam indah sekali. Aku kembali mencium dam menjilati vagina Mba Lisa. Vagina itu berwarna kemerahan dan mengeluarkan bau harum. Mungkin ia rajin merawat vaginanya. Saat kubuka vaginanya, aku menemukan klitorisnya yang mirip biji kacang. Kuhisap klitorisnya dan Mba Lisa menggeliat keasyikan hingga pahanya sedikit menutup. Aku terjepit diantara paha mulus itu terasa hangat dan nikmat.
Tanpa basa-basi kubuka paha mulus yang agak menutup. Kuraba sebentar bulu yang menutupi vaginanya. Kemudian sambil memegang penisku yang berdiri hebat, kumasukkan batang kemaluanku itu ke dalam vaginanya.
"Oh, Mbak ini nikmatnya.. ah.. ah.."
"Terus Al, masukkan sampai habis.. ah.. ah.."
Aku terus memasukkan penisku hingga habis. Ternyata penisku yang 17 cm itu masuk semua ke dalam vaginanya. Kemudian aku mulai dengan gerakan naik turun dan maju mundur.
"Mba.. Nikmaat.. oh.. nikmaattt seekaliii.. ah.."
Semakin lama gerakan maju mundurku semakin hebat. Itu membuat ia semakin menggeliat keasyikan.
"Oh.. ah.. nikmaatt.. Al.. terus.. ah.. ah.. ah.."
Setelah beberapa saat melakukan maju mundur, ia memintaku menarik penis. Rupanya ia ingin berganti posisi. Kali ini aku tidur terlentang. Dengan begitu penisku terlihat berdiri seperti patung. Sekarang Mba Lisa memegang kendali permainan. Diremasnya penisku sambil dikulumnya. Aku kelonjotan merasakan nikmatnya kulumannya. Hangat sekali rasanya, mulutnya seperti vagina yang ada lidahnya. Setelah puas mengulum penisku, ia mulai mengarahkan penisku hingga tepat di bawah vaginanya. Selanjutnya ia bergerak turun naik, sehingga penisku habis masuk ke dalam vaginanya.
"Oh.. Mba.. nikmaaatt sekali.. hangat dan oh.."
Sambil merasakan kenikmatan itu, sesekali aku meremas-remas buah dada Mba Lisa. Jika ia menunduk aku juga mencium buah dada itu, sesekali aku juga mencium bibir Mba Lisa.
"Oh Al punyamu Oke juga.. ah.. oh.. ah.."
"Punyamu juga nikmaaat Mbaak.. ah.. oh.. ah…"
Mba Lisa rupanya semakin keasyikan, gerakan turun naiknya semakin kencang. Aku merasakan vaginanya mulai basah. Cairan itu terasa hangat apalagi gerakan Mba Lisa disertai dengan pinggulnya yang bergoyang. Aku merasa penisku seperti dijepit dengan jepitan dari daging yang hangat dan nikmat.
Setelah dengan gerakan turun naik, Mba Lisa melepas penisku. Ia ingin berganti posisi lagi. Kali ini ia nungging dengan pantat menghadapku. Nampak olehku pantatnya bagai dua bantal yang empuk dengan lubang nikmat di tengahnya. Sebelum kemasukan penisku, aku menciumi dahulu pantat itu. Kujilati, bahkan hingga ke lubang duburnya. Aku tak peduli dengan semua hal, yang penting bagiku pantat Mba Lisa kini menjadi barang yang sangat nikmat dan harus kunikmati.
"Al, ayo masukkan punyamu aku nggak tahaan nih,"
Kelihatannya ia sudah tidak sabar menerima hunjaman penisku.
"Eh iya Mbak, habis pantat Mbak nikmat sekali, aku jadi nggak tahan," jawabku.
Kemudian aku segera mengambil posisi, kupegang pantatnya dan kuarahkan penisku tepat di lubang vaginanya. Selanjutnya penisku menghunjam dengan ganas vaginanya. Nikmat sekali rasanya saat penisku masuk dari belakang. Aku terus menusuk maju mundur dan makin lama makin keras.
"Oh.. Aah.. Al.. Ooohh.. Aah.. Aaahh.. nikmaaatt Al.. terus.. lebih keras Al…"
"Mba Lisa.. enak sekaliii.. niiikmaaatt sekaaliii.."
Kembali aku meraskan cairan hangat dari vagina Mba Lisa membasahi penisku. Cairan itu membuat vagina Mba Lisa bertambah licin. Sehingga aku semakin keras menggerakkan penisku maju mundur.Mba Lisa berkelonjotan, ia memejamkan mata menahan rasa nikmat yang teramat sangat. Rupanya ia sudah orgasme. Aku juga merasakan hal yang sama.
"Mbak.. aku mau keluar nih, aku nggak tahan lagi.."
Kutarik penisku keluar dari lubang duburnya dan dari penisku keluar sperma berwarna putih. Sperma itu muncrat diatas pantatnya yang masih menungging. Aku meratakan spermaku dengan ujung penisku yang sesekali masih mengeluarkan sperma. Sangat nikmat rasanya saat ujung penisku menyentuh pantat Mba Lisa.
"Oh, Mba.. Mbaa.. nikmat sekali deh.. Hebat.. permainan Mba bener-bener hebat.."
"Kamu juga Al, penismu hebat.. hangat dan nikmat.
KISAH NYATA SAAT AKU MASIH DUDUK DIBANGKU SEKOLAH SMA
Reviewed by quien
on
September 16, 2017
Rating:
No comments: