Menjual Diri Dan Mati Dengan Rasa Hormat

Menjual Diri Dan Mati Dengan Rasa Hormat




Pas hari pertama Anggung masuk ke sekolah menjadi seorang guru, setiap murid kaget dan terpukau akan kecantikan guru baru mereka Sejak saat itu Kelas selalu menjadi penuh dengan canda tawa setiap murid. Kelas mereka lebih layak untuk di sebut sebagai tempat penampungan daripada bangku bangku sekolah yang normal. Dalam kondisi kelas yang sekarat ini, Anggun mengajarkan beribu ribu kata kata chinese dan pengetahuan laennya kepada murid murid nya Suatu hari badai besar menghancurkan kelas mereka semua murid tidak bisa melanjutkan pendidikannya. Lalu kepala sekolah datang ke kota untuk merundingkan hal tersebut dengan walikota yang mengurus budget bagian pendidikan agar memberikan sumbangan uang utk membetulkan sekolah mereka akan kepala sekolah kembali dengan tangan kosong.

Kepala sekolah mengatakan kepada Anggung bahwa walikota akan memberikan uang kalo hanya Anggun yang datang kepada dia dan meminta uang kepadanya secara personal, Anggung yang tidak pernah keluar dari desa dan meninggalkan rumah nya dan tidak pernah bertemu dengan walikota sebelumnya, telah memutuskan untuk berangkat dari rumah untuk mengunjungi sang walikota. Sebelumnya Anggun kwatir kalo kunjungan dia akan mengacaukan suasana, akan tetapi dia tetep memutuskan pergi demi murid murid nya.

Anggun berjalan lebih dari 10 kilo untuk ke kantor sang walikota setelah sampai, Anggun duduk di depan kantor yang bagus di ruangan sang walikota. Setiba nya di kantor, sang walikota menyambut kedatangan Anggun dengan sepasang mata pemburu yang haus akan Anggun dan mununjukan tangannya ke sebuah ruangan dan mengatakan “Uang kamu ada di kamar tersebut… kalau kamu mau, kamu ikuti aku” Anggun melihat sebuah ruangan dengan ranjang yang besar, ranjang tersebut lah yang telah merenggut keperawanannya, Sang walikota telah memperkosa Anggun. Darah segar dari keperawannan nya telah meninggalkan bekas dan jejak di sprei darah merah tersebut menjadi lebih merah daripada warna bendera national China. Anggun tidak menangis sedikit pun yang ada di pikiran nya adalah berpuluh puluh mata murid murid nya yang akan kecewa kalo tidak ada kelas buat mereka belajar.




Setelah itu Anggun bergegas balik ke rumah yang gelap dan tidak memberi tahu kepada seorang pun tentang kejadian tersebut. Hari berikutnya, para penduduk membeli kayu dan membetulkan kondisi kelas. Akan tetapi kala ada hujan yang deras, kelas tersebut tetap tidak bisa di gunakan. Anggun mengatakan kepada murid muridnya bahwa walikota akan membangun sebuah sekolah yang bagus buat mereka. Dalam kurang lebih 6 bulan, kepala sekolah mengunjungi walikota 10x akan tetapi tetep tidak diberikan dana yang dijanjikan kepada mereka. Hanya walikota lah yang tau apa yang telah terjadi pada Anggun akan tetapi tidak bisa berbuat banyak tentang itu.

Pada saat semester baru berganti, banyak murid yang tidak bisa melanjutkan sekolah nya karena biaya dan mereka harus membantu orang tua nya untuk bekerja… Jumlah murid nya berkurang dan bekurang. Anggun sangat sedih akan kondisi seperti itu. Ketika Anggun mengetahui bahwa harapan murid muridnya telah hilang bagaikan asap. Dia lalu kembali ke kamarnya. Anggun membuka bajunya, dan melihat tubuh telanjangnya di depan cermin. Anggun bersumpah akan memakai tubuhnya yang indah untuk mewujudkan impian dari murid muridnya untuk bisa kembali sekolah… Anggun tau semua gadis dari desa bekerja sebagai pelacur di kota untuk mencari uang dan itu cara yang gampang untuk dia untuk mendapatkan uang. Dia membersihkan dirinya dan mengucapakan selamat tingal kepada kepala sekolah, ayah dan sekolah…

Dia mengikat rambut nya dengan kuncir dua dan berjalan menuju kota. Ketika dia berangkat ke kota, ayahnya tersenyum bangga akan tetapi kepala sekolah menangis sedih akan pilihan yang Anggun lakukan….Di dalam glamor kehidupan kota, Anggun tidak senang sama sekali dia menderita, dalam benak pikirannya, hanya ada sebuah kelas yang hancur dan keprihatian dan kesedihan dan kekecewaan expressi dari murid muridnya…. Anggun masuk salon, berbaring di ranjang yang kotor dan menderita kerja kotor yang kedua di dunia percabulan… Malam itu di dalam diary nya Anggun menulis “Sang walikota tidak bisa di bandingakan dengan tamu pertama nya lebih parah dan lebih kejam akan tetapi paling tidak tamu nya telah membayar dan memberi uang”

Anggun mengirimkan semua uang penghasilannya kepada kepala sekolah dengan mengirit irit biaya untuk hidup nya dengan harapan bisa mengirim lebih banyak lagi ke kepala sekolah. Sang kepala sekolah menerima uang tersebut dan mengikuti untuk menggunakan uang utk membangun sekolah… Ketika setiap orang yang menanyakan sumber uang tersebut, sang kepala sekolah hanya menjawab bahwa di dapat dari donasi dari organisasi social. Akan tetapi seiring waktu, penduduk mengetahui bahwa sumber dana dari seorang mantan guru yang bernama Anggun. Banyak reporters yang ingin meliputi berita ini akan tetapi di tolak oleh Anggun dengan alasan bahwa dia hanya seorang pelacur biasa.Dengan uang tersebut, sekolah telah berubah drastis…Bulan pertama, ada papan tulis baru…Bulan ke dua, ada bangku kayu dan bangku…Bulan ke tiga, setiap murid mempunyai buku masing masing. Bulan ke empat, setiap murid mempunya dasi masing masing. Bulan ke lima, tidak ada seorang murid pun yang datang ke sekolah tanpa alas kaki.

Bulan ke enam, Anggun kembali mengunjungi sekolah disambut dengan gembira dan para murid menyapa”Guru, kamu telah kembali guru, kamu cantik sekali”Melihat kegembiraan dari para murid muridnya, Anggun tidak berkuasa untuk menangis,Tidak peduli berapa banyak air mata yang di teteskan nya dan berapa banyak derita, keluh kesan dan kisah sedih yang dia lalui dalam 6 bulan, Anggun merasakan semua kisah sedih dan penderitannya itu sangat seimbang dan pantas untuk harga yang dia bayar untuk melihat apa yang di lihat saat itu. Setelah beberapa hari di rumah, Anggun kembali ke kota. Pada bulan ke tujuh, sekolah telah mempunyai lapangan bermain yang baru. Pada bulan ke delapan, sekolah membangun lapangan basket…pada bulan ke sembilan, setiap murid mempunya pensil yang baru. Pada bulan ke 10, sekolah mempunya bendera nasional sendiri, setiap murid bisa menaikan bendera setiap hari nya.

Hingga suatu waktu Anggun dikenalkan kepada seorang businessman. Sang pengusaha luar asing bersedia membayar 3000 rmb buat satu malam. Dengan pikiran yang lelah yang telah dia lalui bbrp tahun lalu, Anggun dengan lelah menuju hotel sang pengusaha asing. Dia bersumpah bahwa itu adalah pekerjaan kotor yang terakhir bagi dia dan setelah itu dia akan kembali ke desa dan bersama sama murid muridnya di sekolah. Akan tetapi nasib berkata lain sungguh tragis telah terjadi malam itu dimana Anggun bersumpah untuk terakhir kali nya, Anggun di diperkosa dan di siksa hingga terbunuh oleh 3 pengusaha asing tersebut. Anggun baru saja bertambah umur nya menjadi umur 21 tahun. Xia saat itu juga meninggal tanpa mencapai keinginan yang terakhir, yaitu untuk membangun satu kelas bagus dengan 2 komputer yang bisa digunakan oleh murid murid.

Seorang pelacur telah meninggal dunia… keheningan yang di penuhi air mata. Saat itu langit kota Len len masih berwarna biru seperti lautan. Para murid2, guru2 dan beberapa ratus penduduk menghadiri acara pemakaman Anggun di desa kecil bernama “Langkung” Pada saat itu, semua hanya bisa melihat foto hitam putih dari Anggun dalam foto itu Anggun mengikat rambut nya 2 dengan senyuman bahagia… Kepala sekolah membuka diary Anggun dan membacakanya di depan para murid murid nya dan Xia menulis “Sekali melacur, bisa membantu satu anak yang tidak bisa sekolah. Sekali menjadi wanita simpanan, bisa membangun sebuah sekolah yang telah hilang harapan. Bendera setengah tiang dikibarkan.















Menjual Diri Dan Mati Dengan Rasa Hormat Menjual Diri Dan Mati Dengan Rasa Hormat Reviewed by quien on October 17, 2017 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.