Tukang Ojek Memperkosa Gadis Dibawah Umur
Tukang Ojek Memperkosa Gadis Dibawah Umur
Disini dimana aku akan menceritakan diriku terlebih dahulu. Saat aku berumur 15 tahun. Kulitku sawo matang seperti kebanyakan gadis jawa,Bentuk fisikku biasa saja, tinggi 158 cm dgn berat 48 kg. Ukuran bra 36B.
untuk mengetahui seks aku belum tahu tentang sex sama sekali. Maklum, aku tinggal di lingkungan pedesaan sekali. Kejadian yg mengubah hidupku terjadi ketika suatu hari aku pulang dari rumah temanku. Waktu itu sekitar bulan Desember, ketika Jakarta memasuki musim hujan.
Aku pulang dari rumah teman sekitar jam 9 malam dengan menggunakan ojek. Aku selalu memilih pengemudi ojek yg tampangnya baik-baik. Pengemudi ojek yg kutumpangi kali ini sdh agak tua kira-kira 43 tahunan dan tampangnya penuh senyum.
Sepanjang perjalanan dari daerah Agung Jaya ke rumahku di Sawah batu, beliau mengajakku ngobrol dengan sopan sambil melajukan motornya pelan-pelan. Namun di tengah jalan hujan mulai turun dan semakin deras. Bajuku sudah setengah basah akibat hujan dan tampaknya bapak ojek ini, sebut saja Pak Ahmadin (aku tidak tau pasti nama nya), tidak membawa jas hujan.
Melihatku hampir kuyup dan kedinginan, beliau mengajakku berteduh terlebih dahulu di pos ojek terdekat. Pos itu tdk seperti gubuk-gubuk yg biasa dijadikan pos ojek dan penerangannya cukup baik. Di dalamnya terdapat dua pengemudi ojek lain yg juga menunggu hujan, sebut saja namanya Pak Suker dan Pak Mafud (aku hingga kini juga tdk tahu nama mereka) yg usianya kira-kira 29 tahunan. Pak Ahmadin memintaku masuk agak ke dlm karena hujan sdh sangat deras.
Sementara itu, Pak Ahmadin terlihat ngobrol dgn Pak Sukar dan Pak Mafud sambil sesekali melihat ke arahku. Agak risih juga, karena aku gadis seorang diri di sana sementara baju SMA ku yg sdh lembab terlihat agak transparan.
Beberapa lama kemudian, karena hujan belum reda, Pak Sukar menawarkan teh manis hangat yg tersedia di pos tersebut. Tanpa curiga aku meminumnya sementara mereka melihatku sambil tersenyum. Setelah itu, mereka mengajakku ngobrol macam-macam. Kira-kira 5 menit kemudian, aku mulai merasa agak panas. Rasanya gerah sekali bajuku, padahal masih lembab. Anehnya aku juga mulai berkeringat.
Mereka yg melihat reaksiku, berkata:
“Kenapa neng, gerah ya?”
“Iya nih pak”, jawabku
“Buka aja neng bajunya”, timpal mereka lagi
Gila, yg benar saja. Aku diam saja mendengar omongan mereka, aku anggap hanya lelucon orang dewasa. Tp beberapa saat kemudian, tangan mereka mulai nakal menggeraygi pahaku yg masih terbungkus rok abu-abu. Aku yg semakin kepanasan mencoba menepis tangan mereka.
“Ih, apa sih pak, jangan macam-macam ah”, kataku
“Ngga papa dong neng, kali-kali, ntar neng juga doyan kok”
Sial, berani benar mereka, aku mencoba melawan dan teriak minta tolong, tetapi karena hujan sangat deras dan jalanan sepi, tdk ada yg mendengarku. Seketika itu juga, aku didorong hingga rebah di didepan pos tersebut. Tangan dan kakiku dipegangi.
Pak Ahmadin berkata:
“Neng,kalo neng diem, kita janji deh ga bakalan bikin neng kesakitan, malah kita puasin.”
Aku diam saja melihat mereka, pikiranku antara sadar dan tdk, aku merasa kepanasan seolah ikut bergairah meladeni mereka.
Pak Sukar dan Pak Mahfud mulai melepas kancing seragamku sedangkan pak Ahmadi menyingkap rokku dan mengelus-elus pahaku. Sekarang Mereka mulai mencumbui daerah dadaku dan pahaku.
“Aahhhh, pak, jangan pak… saya belum pernah… oohhh”
Mereka malah semakin liar menjilatinya. Pak Sukar mulai menggeraygi punggungku mencari kancing bra, namun anehnya aku malah ikut mengangkat punggungku untuk membantunya.
Seketika itu juga dadaku terpampang jelas di depan mereka, menjulang keluar seperti bukit, dengan puting warna coklat muda. Pak Sukar dan Pak Mahfud kemudian menghisap putingku perlahan, membuat putingku makin tegak berdiri dengan keras. Jilatan Pak Ahmadi semakin nakal di CD ku, kadang-kadang menyelinap ke balik CD ku yang sudah basah membuatku semakin kepanasan.
“Ooohhh… Pak… uuucchhh…”
kataku makin tak jelas, sementara Pak Ahmadi mulai menarik CD ku. Aku mengangkat pantatku untuk membantunya.
“Wah, cantik banget neng, meqinya. Masih perawan ya”, begitu kata beliau ketika melihat kemaluan yg berwarna merah muda dengan bulu meqi yg jarang dan tampak mengkilat karena lendir kewanitaanku, “sekarang saya bikin neng puas deh”, dan setelah itu beliau mulai menjilati daerah pribadi saya.
Saat itu, saya berpikir saya sedang dikerjai, tp justru saya menikmatinya. Ketika mereka sudah tidak menahan tangan dan kaki saya, tangan saya malah mulai ikut menekan-nekan kepala pak Sukar dan Pak Mahfud sedangkan kaki saya menjepit kepala Pak Ahmadi seolah ingin mendapatkan kenikmatan lebih.
“Aacchh… Aacchh… Aacchh”
“Pak… ooohhh… nikmatthhh… terus..” aku meracau terus tanpa henti
ketika pak Ahmadi memainkan klitorisku
“ooohhh… Pak… aku mau pipis… ah…”
“Aaahhhhkkkk…” aku teriak sekencangnya ketika aku orgasme untuk pertama kalinya.
Seketika itu badanku lemas tidak bisa bergerak. Sementara mereka malah keenakan menjilati meqiku bergantian, menghabiskan lendir kewanitaanku yg sudah banjir di rok. Kemudian sisa bajuku dilepas semua hingga aku bugil. Mereka juga melepaskan baju mereka hingga kami berempat bugil di pos.
Waktu sudah sekitar jam 10 malam tp hujan masih sangat deras hingga tak ada seorangpun di luar dan menyadari kejadian ini. Mereka mulai merangsangiku lagi dengan menjilatiku, kali ini Pak Ahmadi dan Pak Mahfud menjilati putingku, sedangkan pak Sukar menjilati liang kewanitaanku. Aku yg masih dibawah pengaruh obat perangsang kembali bergairah menerima perlakuan mereka.
“oohh… oohh…, udah oohh…”
“jangan… trusin… oohh”
“mmpphhh.. pak… enak banget…” kataku tak karuan
Pak Sukar menjawab,
“Meqimu juga nikmat say”
“oohh… oohh” aku menggelinjang menerima perlakuan mereka, sekarang adegan yg seharusnya pemerkosaan sdh berubah menjadi adegan sex yg kuinginkan lebih.
“oohh… pak aku mau keluar…”
Kali ini ketika mereka tahu aku mau orgasme, mereka berhenti merangsangku. Aku yang sudah sangat horny sedikit kecewa waktu itu, tapi Pak Sukar malah rebah di sampingku dan kedua pengojek lain menuntunku ke atas tubuh Pak Sukar. Ketika bibir meqiku tersentuh kepala penis Pak Sukar, aku merasa sangat terangsang. Dalam keadaan terangsang berat, aku mulai memegang penis Pak Sukar yg sdh sangat besar, dan memainkannya di bibir meqiku. Sesekali Pak Sukar menarikku hingga kepala penisnya masuk ke meqiku.
Sementara dua pengojek lainnya masih memainkan putingku dan bibirku. Aku merasa sangat kenikmatan. Kukocok penisnya di ujung meqiku, semakin lama ku dorong semakin dalam dan akhirnya..
“oohh… ooohhh… oooohhhh” tembus sdh keperawananku.
Pak Sukar mendiamkan batang penisnya sebentar, membiarkanku beradaptasi dengan benda besar di dalam kemaluanku sambil menikmati pijatan dinding meqiku yg masih sangat rapat. Sesaat kemudian Pak Sukar mulai menaik-turunkan badanku hingga aku mendesah keenakan. Lama kelamaan aku bisa mengocok penisnya dgn meqiku sendiri.
“Ahhh… ahhh… cplakk..cplakk…. ehhhhhggghhh…” begitu bunyi permainan kami.
“nikmat sekali meqimu, sayang. Masih sempit” kata Pak Sukar yg kemudian menarikku dan menghisap putingku.
“Emmmhh ahhh… Ssshhhh enghhhhh… ooooohhhh… auuuwhhhh…” aku tak bisa berkata-kata lagi karena terlalu keenakan menikmati penis Pak Sukar.
Pak Ahmadi mengocok batang penisnya melihat adegan kami, sedangkan Pak Mahfud mencoba mengeksplorasi liang pantatku. Beliau memasukkan jarinya.
“Ooohhh sakit pak… Ooohhh …” begitu kataku, ketika jari tengahnya masuk.
“Sabar neng, nanti juga nikmat…” kata pak Mahfud, kemudian malah memasukan batang penisnya yg besar ke anusku… tentu saja rasanya sangat sakit
“Ooohhh … Ooohhh sakit pak… sudah…” tp beliau tak peduli, penisnya terus dimasukkan hingga dalam kemudian aku dibiarkan istirahat dalam posisi sandwich.
Setelah terbiasa, mereka berdua mengocokku, aku seperti isi Roti, Pak Sukar mengocok meqiku dari bawah sedangkan Pak Mahfud mengocok anusku dari atas… aku teriak sejadi-jadinya antara keenakan dan kesakitan…
“Ooohhhkkkk… Ooohhh …Ooohhh …”
“Ooohhkkkk… nikmat…. trusss….. ssshshhhhhh….”
Pak Ahmadi yg melihat adegan kami dipanggil kedua rekannya,
“Pak, jangan bengong aja, ni masih nyisa satu lobang” sambil menunjuk mulutku
Selanjutnya Pak Ahmadi memasukkan penisnya ke mulutku hingga aku sesak napas. Kepalaku ditariknya maju mundur hingga ke tenggorokan. Aku semakin kewalahan menghadapi nafsu binal mereka. Semakin lama aku semakin tidak sadar dengan apa yg ku perbuat.
“Ooohhh .. Ooohhh …” desahku di antara hisapan penis Pak Ahmadi.
“Ooohhhkkk… neng enak banget meqinya…” kata Pak Sukar
“trus neng, jangan berhenti” kata Pak Ahmadi
“Neng, bentar lagi keluar nih” kata Pak Mahfud
“Arrrrrhggggghhh…. ssshhhhh” Seluruh tubuhku terasa bergetar… kemudian aku ambruk di atas pak Sukar, kukeluarkan seluruh lendir kewanitaanku hampir bersamaan dgn ketiga orang itu mengeluarkan spermanya di dlm tubuhku.
Sesaat kemudian aku tak sadarkan diri. Ketika aku sadar, aku sudah kembali berpakaian dengan kusut. Seluruh tubuhku lemas. Jam menunjukkan pukul setengah 11 malam. Meqi dan anusku masih penuh dgn sperma mereka. 5 menit kemudian ketika aku sudah mampu berdiri, Pak Ahmadi mengantarku hingga ke rumah. Orangtuaku menanyaiku tetapi aku telalu lelah sehingga aku langsung masuk kamar dan tidur.
Tukang Ojek Memperkosa Gadis Dibawah Umur
Reviewed by quien
on
October 20, 2017
Rating:
No comments: